Tanpa ku undang rasa itu t’lah menemaniku dalam ruang yang hampa,
Hingga akhirnya rasa itu membuat diri ini menjadi nyaman untuk membuka kembali pintu hati yang tertutup setelah 2 tahun berlalu.
Sangat kurindukan rasa ini hadir kembali dalam ruang hampaku.
Tapi,apakah rasa ini hanya mimpi belaka yang akan usai kapanpun?
Sepintas kalimat itu hadir ketika seseorang t’lah memberikan rasa ini kepada seorang gadis yang tlah kehilangan soulmate nya. Semua terasa indah, semua terasa nyaman, seakan ini adalah jawaban dari do’a nya. Hingga membuat kepercayaan diri sang gadis untuk bisa menemukan soulmatenya kembali, menjadi sesuatu kekuatan dalam dirinya.
Berawal dari keisengan dalam waktu luang, mereka bertemu tanpa disengaja. Mereka saling bercerita apa yang sedang mereka rasa saat itu, dalam sebuah dunia maya. Dimana mereka tidak mengetahui seperti apa wujud lawan bicaranya. Tanpa disadari, ternyata mereka t’lah berbagi rasa. Sampai komunikasi mereka berlajut dalam sebuah ponsel. Sungguh menyenangkan mendapat teman yang bisa saling mengerti satu sama lain. Diiringi dengan rasa penasarannya, kemudian mereka memberanikan untuk memperkenalkan suara mereka. Ternyata, ini membuat mereka tambah merasa nyaman dalam berkomunikasi. Sayangnya, waktu belum mengizinkan mereka untuk dipertemukan.
Seiring berjalannya waktu, ternyata rasa ini mulai berkembang. Rasa ingin memiliki seutuhnya satu sama lain. Tapi tidak segampang itu mereka membuka pintu hatinya kembali. Penuh dengan bayang-bayang yang tak jelas, dan trauma yang slalu menghantui mereka. “klo lu terus trauma, kapan lu mau untuk mulai pacaran lagi, brow….?”. “Sampai kapan lu ingin hidup lu, hampa seperti ini? Tanpa seseorang yang slalu menemani lu kapanpun, dimanapun dan dalam kondisi apapun”. Ya……’ Selintas kalimat itu menjadi salah satu perbincaangan mereka.
Yang mengetuk pintu hati sang gadis, untuk ingin mencoba kembali rasa yang telah hilang bersamanya. Tapi entah mengapa terlalu banyak pertimbangan dalam fikirannya. Sampai akhirnya ia, mencari fakta untuk menyakini apa yang akan ia lakukan nanti. Dan ternyata, fakta itu terbukti. Salah satu dari mereka t’lah berubah. Rasa yang dulu kunjung tiba, kini mengambang dalam angan. Sang gadis tetap tegar menerima fakta yang ia temukan. Ternyata ALLAH masih sayang dengannya. Sebelum ia membuka hatinya kembali, terlebih dulu ia membukakan matanya lebar-lebar. Tidak seharusnya dari awal sang gadis memulai semua ini dengan sebuah perasaan yang murni. Tapi, memulai dengan fakta dan logika.
Sampai akhirnya, sang gadis merahasiakan rasanya untuk tidak di publikasikan dalam komunikasi mereka. Dengan penuh senyum dan ke ikhlasan, sang gadis tetap menjadi pendengar setianya. Membantu memecahkan sebuah masalah rumit yang dialaminya. Menuntun untuk berani bersikap jujur dengan dirinya sendiri, walaupun disatu pihak terasa tersakiti. Memberikan semangat, ketika ia lemah untuk berpijak kembali. Dan akhirnya sang gadis membatu menemukan kembali soulmatenya yang t’lah pergi.
Wow………, mulia sekali hati sang gadis. Ia tetap membantu dengan keihklasannya dan berekspresi dengan senyumannya. Andai saja seseorang itu mengetahui apa yang dialaminya, apakah orang itu akan menemukan soulmatenya kembali? apakah ada sebuah ruang untuk ketulusan hati sang gadis? Dan apakah rasa ini akan menjadi sebuah kisah mereka?
Hmmm… hanya waktu yang dapat menjawab semua pertanyaan itu. Yang jelas dengan satu pelajaran ini, menjadikan sang gadis lebih berhati-hati tuk tetap berjalan dalam arus-NYA hingga ia menemukan soulmatenya yang benar-benar tercipta untuk menjaga selama hidupnya dan menuntun dalam akheratnya kelak…………
©hikiepop,
My room, 09012008,
0 komentar:
Posting Komentar